Di tengah munculnya berbagai aliran dan kepercayaan yang akhir-akhir ini mulai menggeliat di masyarakat Indonesia yang sempat ter-blow up oleh media, memunculkan berbagai respon dan reaksi berbeda dari masyarakat, tokoh masyarakat, cerdik cendekia, dan pemerintah sehingga tak jarang truth claim (klaim kebenaran) terdengar di sana sini, "sesat-menyesatkan" dengan berbagai aksinya, mulai dari fatwa hingga pembakaran rumah ibadah merupakan sesuatu yang tak bisa dihindari.
Sementara itu, Indonesia sebagai negara multi kultural, multi etnis, multi suku, multi agama dan multi-multi yang lain kini keberadaannya mulai terancam. Untuk meredam itu berbagai upaya dilakukan untuk meredam ketegangan yang memungkinkan terjadinya konflik horisontal atas nama agama. Maka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan landasan Pancasila adalah sesuatu yang final harus kita jaga dan usung bersama demi keutuhannya.
Melalui forum seminar nasional bertajuk "Agama dan Solidaritas Bangsa" inilah yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAIN Purwokerto pada Selasa, 29/04/2008 di Auditorium STAIN Purwokerto yang diharapkan ada upaya mencari titik temu diantara beberapa ormas-ormas Islam yang ada dalam rangka membangun solidaritas bangsa di tengah krisis multidimensi.
Dalam seminar tersebut menghadirkan pembicara yang merupakan representasi ormas besar Islam Indonesia yang ada saat ini. Diantaranya Dr. Masdar Farid Mas'udi (PBNU), Dr. Choeril Anwar (PP Muhammadiyah), Ir. Ismail Yusanto (Hizbut Tahrir) dengan moderator Drs. A. Lutfi Hamidi, M.Ag. (Dosen Jurusan Syari'ah STAIN Purwokerto).
Dalam berbagai paparan yang disampaikan diantara ketiga narasumber tersebut disimpulkan bahwa ketiga ormas Islam itu mempunyai upaya konkret yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat. Muhammadiyah mengusung amal usaha Muhammadiyah melalui pendidikan dan kesehatan, NU melalui Budaya sedang Hizbut Tahrir mengusung politik dengan isu yang lontarkankan adalah Khilafah. Barangkali inilah yang menjadi titik temu diantara ormas-ormas Islam tersebut dalam rangka membangun solidaritas bangsa. meskipun berjalannya seminar diwarnai lontaran-lontaran yang saling menyinggung satu sama lain.
Dalam berbagai paparan yang disampaikan diantara ketiga narasumber tersebut disimpulkan bahwa ketiga ormas Islam itu mempunyai upaya konkret yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat. Muhammadiyah mengusung amal usaha Muhammadiyah melalui pendidikan dan kesehatan, NU melalui Budaya sedang Hizbut Tahrir mengusung politik dengan isu yang lontarkankan adalah Khilafah. Barangkali inilah yang menjadi titik temu diantara ormas-ormas Islam tersebut dalam rangka membangun solidaritas bangsa. meskipun berjalannya seminar diwarnai lontaran-lontaran yang saling menyinggung satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar