Senin, 18 Februari 2008

Pilkades Desa Kutayu Berlangsung Aman

Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) tahap II di Kabupaten Brebes digelar bulan Januari 2008. Setelah 4 November 2007 lalu dilaksanakan Pemilihan Kepada Daerah (PILKADA) Brebes dengan memenangkan Indra Kusuma-Agung sebagai bupati Brebes yang dilantik pada 5 Desember 2007, kini giliran Pemilihan Kepala Desa Disejumlah Kecamatan. Khusus untuk Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes Pilkades digelar serentak pada Selasa, 22 Januari 2008 di 8 desa. Salah satu desa yang melaksanakan hajat tersebut adalah Desa Kutayu.
Desa yang berpenduduk kurang lebih 2.000 jiwa itu melangsungkan pemilihan kepala desanya hanya 2 calon, yaitu Tugas F.A. (Krajan II), dengan Nasroh (Krajan III). Pemilihan dimenangkan Nasroh dengan perolehan 830 suara sedangkan Tugas hanya mendapat 705 suara sehingga selisih hanya 125 suara. Ini yang membuat para pendukung Tugas agak kecewa meskipun tidak menimbulkan aksi anarkis. Pemilihan Kepada Desa untuk kali ini dinilai aman, indikasinya tidak ada teror ataupun bentuk anarkhisme pasca pemilihan. Hal ini berbeda seperti yang terjadi pada Pilkades tahun 1999 di mana terjadi teror terhadap salah satu rumah warga pendukung kepala desa terpilih.
Terpilihnya Nasroh sebagai kepala desa disambut baik warga pendukung. Mereka berdatangan untuk sekadar memberikan ucapan selamat dan ucapan rasa bangganya karena calon yang didukungnya menang. Nasroh yang didukung sebagian besar orang Bantar (krajan III) merupakan adik dari mantan kepala desa Nurohman yang menjabat dua periode sebelumnya. Isu yang muncul yang keluar dari mulut ke mulut selalu saja lapangan sepak bola yang berada di belakang rumah kakaknya Nurohaman yang masih Pjs. Lurah dan menjadi andalan untuk mengelabuhi massa karena jika jabatan kepala desa tidak berada di tangan keluarga H. Duklam-orang kaya di desa Kutayu yang memiliki lahan tanah yang luas-maka lapangan sepak bola seluas kurang lebih seluas ukuran lapangan sepak bola standard tersebut akan diratakan dijadikan lahan perkebunan sehingga inilah yang barangkali menjadi jurus ampuh lebih-lebih para pemuda yang gemar bermain sepak bola untuk meraih suara di saat pemilihan berlangsung.
Namun apapun hasil dari Pilkades kita harus hargai proses demokrasi yang sedang berlangsung meskipun tidak tahu berapa uang yang dihabiskan untuk membiayai pencalonan. Sebab untuk pencalonan kepala desa setingkat Kutayu, biaya administrasi yang harus ditanggung calon sekitar Rp 20 juta, jika terdapat 2 calon, berarti masing-masing calon harus membayar Rp 10 juta. Belum lagi untuk menjamu tamu dan warga yang berdatangan bisa mencapai puluhan juta. Belum lagi biaya pelantikan yang juga katanya ditanggung calon yang terpilih. Lahhh wisss embuuuh lah sedulur sing penting pada mangan, pada akur, aja pada gelutan wis titik. Dan semoga saja siapapun yang terpilih mampu mengemban amanat warga.

2 komentar:

Dimas Prasetyo mengatakan...

Halo salap...

siip lah wis nduwe blog dewek...
semoga kutayu maju....
he he he..

kanca lawas,
-Dimas Prasetyo-
www.friendster.com/dimasprasetyo

Sulthon Tabet mengatakan...

ya ws lh ora papa.. Sing kalah ngalah...